MENJADI TAMU NEGARA DI UPACARA 17 AGUSTUS DI ISTANA MERDEKA

Jumat siang, 16 Agustus 2013 salah satu rekan kantor saya mengajak ikut upacara di istana negara 17 Agustus 2013. Beliau punya 1 undangan tapi tak ada yang mau diajak. Saya harus berpikir sekian kali untuk memutuskannya karena hari itu saya juga ada acara silaturahmi dengan teman-teman kuliah.
dan setelah sekian kali berpikir, iya juga ya, kenapa tidak ikut saja? Kan tak semua orang punya kesempatan masuk istana negara, dan akhirnya saya putuskan untuk ikut, setidaknya dapat pengalaman bisa masuk istana, dan foto-foto di sana.

Jam 16:30 pulang kantor, kalau boleh dibilang istilahnya anak-anak ABG sekarang perasaan saya "galau tingkat dewa". Masalahnya di undangan tercantum wajib memakai pakaian PSL (Pakaian Sipil Lengkap). Saya masih bingung apa itu PSL?. Dan setelah tanya ke mbah google, akhirnya ketemu bahwa PSL atau Pakaian Sipil Lengkap adalah pakaian hem, celana formal, lengkap pakai dasi dan jas serta sepatu PDH. Wah, harus cari dimana tuh pakaian? Beli? mana belum gajian, dan uang sudah habis buat mudik ke kampung pas lebaran kemarin.

Akirnya sore itu saya keliling Pasar Baru cari sewaan jas di internet. Tak mudah seperti cari sewaan kontrakan rumah ternyata. Karena tidak ketemu, akhirnya saya coba telepon salah satu situs persewaan jas, dan katanya bisa tapi lokasinya lumayan jauh dan tidak bisa diantar. Saya posisi di Pasar Baru sedang persewaannya di Cibubur. Baru ingat, kenapa tidak coba tanya sama teman-teman? hehehehe. Setelah sms beberapa teman-teman yang terdekat dan belum ada yang jawab ada. Huft..... akhirnya terpaksa saya beli hem batik lengan panjang. Kata saran teman sih gak apa-apa kalau pake hem batik saat upacara 17 Agustus.

Pukul 19:00 salah satu teman kuliah ada yang bilang punya jas, tapi saya harus ambil di daerah Cipinang. Alhamdulillah, sudah dapat juga jasnya, dan pas pulang ambil jas, terpikirkan, mana dasinya? dan langsung bergegas ke Matahari Pasar Baru untuk nyari dasi. Wah.... pas nyampe sana pas banget pintunya akan ditutup sama petugas keamanan. Tapi setelah minta ijin untuk cari dasi sebentar, dibolehkan sama petugas keamanan. Saat memilih-milih dasi ditungguin pentugas keamanan dan rasanya itu seperti maling di toko.wkwkwkwk. Tidak bisa memilih sesuka hati, karena toko sudah akan tutup dan akhirnya dapet juga tuh dasi.

Pukul 21:30 waktunya mengistirahatkan tubuh untuk persiapan besok ke istana sambil belajar bagaimana caranya pakai dasi. Seingatku, terakhir pake dasi pas SMA dulu.

Pukul 06:00 buru-buru berangkat dari kost dan menuju kantorku yang tak berada jauh dari istana negara. Pak Dwi, rekan kantor yang punya undangan upacara itu sudah siap stand by dari pukul 05:30. Lalu kami berangkat ke istana dengan berjalan kaki. Rasanya udah seperti bos gedean gitu jalan dari parkiran memakai jas lengkap dengan dasinya. Pokoknya sudah berasa paling keren dah *tersenyum dalam hati*.

Sampai di jalan depan istana, disapa oleh Provost istana "Selamat pagi pak, silahkan masuk". Wuih...... sudah kaya pejabat penting saja nih.... Kami dapat undangan di panggung D, dan masuknya lewat depan istana. Sesampai di depan gerbang masih cukup sepi hanya beberapa undangan yang sudah hadir. Mereka kebanyakan datang dari luar kota. Sebelum masuk, menunggu jam masuk istana lumayan cukup lama. Yah di undangan juga tertera jam 08:00. Sambil nunggu foto-foto dulu sama penjaga istana ah.... kapan lagi bisa foto-foto sama mereka, dan ini hasilnya.

Tambah siang, tambah semakin ramai. Antrian sudah mengular panjang dan sempat rusuh juga saling berebut masuk. Dapat dikatakan semacam sedang pembagian sedekah atau sembako dan semacamnya lah. Desak-desakan, bedanya ini desak-desakan sama orang berdasi semua.

Seperti itulah suasananya, penuh sekali pas melewati detektor dan pemeriksaan PASPAMPRES. Akhirnya masuk istana negara.... Langsung ambil beberapa souvenir gratis seperti majalah, koran, dsb. Tapi untuk souvenir yang resmi dari istana sayangnya satu undangan hanya bisa ditukarkan dengan satu paket souvenir. Yah, tidak ada buah tangan nih dari istana. Tak apa-apa yang penting dapat pengalaman lah. Setelah itu lantas langsung cus menuju panggung D tempat kami mengikuti upacara.

Masih belum ramai karena kami antrinya lumayan di depan, jadi masih bisa cari posisi kursi yang di depan. Lama juga menunggu upacaranya mulai ,bayangkan dari masuk gerbang pukul 07:00 dan ternyata upacara dimulai pukul 10:00. Ternyata sempat terjadi kericuhan saat banyak tamu undangan yang tidak mendapat tempat duduk. Bahkan saya lihat ada yang rela berdiri di samping panggung demi mengikuti upacara. Saya merasakan saat itu pangkat dan derajat tak ada gunanya lagi. Walaupun dia seorang pejabat tinggi yang datang dengan pakaian kerennya beserta istrinya yang cantik serta ajudannya yang setia, tapi karena dia datang terlambat ya tak kebagian kursi. Itu kan salah dia kenapa datang terlambat. Sama dengan di hadapan Alloh, pangkat dan derajat tak ada gunanya yang ada dilihat dihadapan-Nya hanyalah amal dan perbuatannya saja.

Jam 10:00 bunyi terompet dikumandangkan dan semua peserta upacara langsung diam, yang sebelumnya sangat ribut dan ramai menjadi khidmat. Tandanya upacara dimulai, diawali dengan masuknya tentara yang berbaris di lapangan.

Upacara dimulai ditandai dengan masuknya pembina upacara yaitu Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta ibu negara. Lalu detik-detik proklamasi dengan penembakan meriam dan alunan sirine yang meraung-raung membuat merinding dan teringat saat para pejuang kita merebut kemerdekaan. Betapa mengerikannya saat itu, suasana hening dan khidmat sungguh terasa. Sound system yang mantap juga menambah keren upacara di istana negara. Setelah pengibaran bendera, ada atraksi dari pesawat tempur Angkatan Udara TNI kita. Sempat aku dapat picture-nya.

Dilanjutkan dengan lagu lagu nasional dan daerah yang dibawakan oleh Gita Bahana Nusantara, lagu-lagunya mengingatkanku pada masa sekolah dulu. Keren. Tak lupa juga ada lagu ciptaan Bapak Presiden kita SBY, yang berjudul "AKU ANAK-ANAK INDONESIA". Keren juga sih, sempat terharu mendengarnya, dan teringat kampung halamanku di Banyumas - Jawa Tengah, waktu aku kecil tak terbayangkan bisa masuk istana negara mengikuti upacara 17 Agustus. Upacara yang hanya bisa dilihat dari layar kaca televisi setiap tahunnya di 17 Agustus.

Teringat Ibu dulu waktu saya masih kecil pernah bilang "Di, suatu saat nanti kamu pasti bisa ikut upacara di istana kaya di TV". Alhamdulillah, doa ibu adalah mujarab dan pasti dikabulkan Alloh. Bahkan tak terbayangkan olehku saat ibuku mendoakan demikian. Ah, itu cuma khayalan belaka paling, mana mungkin seorang anak yang dari desa terpencil begini bisa masuk istana mengikuti upacara di istana negara. Tapi Wallohua'alam, semua bisa menjadi kenyataan. Subhanalloh.

Upacara berlangsung hampir 1,5 jam, kebayang gak sih para tentara yang berdiri kepanasan di lapangan itu, apa yang mereka rasa ya?

Upacara seesai, Presiden meninggalkan tempat upacara, tak lupa melambaikan tangan ke seluruh undangan.

Pasukan dibubarkan, dan byaaaarrrr.... semua berhamburan ke tengah lapangan untuk mengabadikan moment-moment tak terlupakan itu. Saya pun ikut juga berfoto narsis-narsisan, dan ini hasilnya.....